Diandra Haqi

Guru MTsN 1 Kota Blitar Hobi memasak, menulis, dan gemar berbisnis ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PTK KLIPING BERITA BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA (HARI KE-5)

PTK KLIPING BERITA BERVARIASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA (HARI KE-5)

PENGGUNAAN MEDIA KLIPING BERITA BERVARIASI

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA

SISWA KELAS VIII SMPN 2 GANDUSARI

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa dan berperan penting dalam mencetak generasi masa depan agar mampu berpikir kritis, cerdas, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan menulis teks berita. Hal yang perlu diperhatikan dalam kompetensi dasar menulis teks berita ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam kemampuan berbahasa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada kegiatan observasi pembelajaran menulis naskah berita kelas VIII D SMPN 2 Gandusari ditemukan bahwa siswa masih belum dapat menulis teks berita secara maksimal. Hasil observasi pada studi pendahuluan menunjukkan pelaksanaan pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahapan-tahapan menulis teks berita yang sehat.

Pertama, guru hanya menyampaikan materi mengenai berita dan tahapan dalam menulis teks berita tanpa tindak lanjut yang jelas mengenai penerapan materi tahapan menulis teks berita dalam pembelajaran. Kedua, guru hanya memberikan media berupa sebuah gambar tanpa disertai keterangan tentang gambar tersebut sehingga siswa merasa kesulitan saat menulis teks berita. Ketiga, yaitu tidak ada contoh cara dan langkah-langkah yang jelas bagi siswa untuk menemukan pokok-pokok berita.

Keempat, dari media gambar yang disajikan, guru meminta siswa untuk mengarang sendiri topik dari gambar tersebut (apa yang terjadi, siapa pelaku peristiwa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa peristiwa dalam gambar itu terjadi). Gambar yang disajikan guru tersebut berupa gambar orang Bali yang sedang melaksanakan sebuah ritual atau upacara kemudian siswa diminta untuk mengarang sendiri unsur-unsur dalam gambar tersebut. Kelima, guru memberikan tugas di rumah dengan meminta siswa untuk menulis teks berita dengan cara mengumpulkan hasil wawancara antara pewawancara dan narasumber mengenai dies natalis di sekolah, namun saat pengumpulan tugas tidak ada pembahasan lebih lanjut mengenai tugas tersebut.

Keenam, siswa kesulitan saat proses pramenulis, menulis, dan pasca menulis, terutama dalam mengembangkan teras berita. Ketujuh, hampir semua siswa mengarang sendiri apa peristiwa yang terjadi dalam gambar tersebut (apa yang terjadi, siapa pelaku perisiwa, kapan, di mana, bagaimana, dan mengapa peristiwa dalam gambar tersebut terjadi). Hal tersebut tentu kurang sesuai dengan fakta atau kenyataan, karena ritual Nyepi dilakukan oleh umat Hindu yang mayoritas bermukim di daerah Bali. Sebuah berita harus berangkat dari fakta atau kenyataan yang terjadi di sekitar kita. Kedelapan, siswa kesulitan saat menyusun judul berita yang baik dan menarik.

Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menerapkan media pembelajaran yang memudahkan siswa dalam memahami serta menerapkan prinsip penulisan teks berita agar siswa mampu menulis teks berita dengan baik dan benar. Salah satu media pembelajaran yang berasosiasi dengan pembelajaran menulis teks berita dan menunjang pembelajaran kebahasaan adalah media kliping berita bervariasi. Kliping berita bervariasi adalah kliping yang tersusun dari kumpulan/potongan berita yang bervariasi jika dibedakan dari segi teknik penyajian berita atau pola penyajian berita yang berbeda. Media kliping berita bervariasi dipilih karena terdapat langkah-langkah menulis teks berita yang sesuai dengan langkah-langkah menulis teks berita yang sehat untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan judul, teras, dan tubuh berita. Langkah-langkah menulis teks berita yang sehat, yaitu (1) penemuan peristiwa atau kejadian, (2) pencarian sumber berita, agar isi berita akurat, (3) wawancara, (4) pencatatan hal-hal penting, dan (5) penyusunan berita.

METODE

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas karena bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa pada aspek (1) judul, (2) teras, dan (3) tubuh berita. Adapun langkah-langkah PTK, yaitu (1) mengidentifikasi permasalahan umum, (2) melakukan pengecekan di lapangan, (3) membuat perencanaan umum, (4) mengembangkan tindakan pertama, (5) mengimplementasikan tindakan pertama, (6) mengevaluasi pelaksanaan tindakan pertama, serta (7) merevisi perencanaan untuk tindakan kedua dan seterusnya.

Sumber data penelitian ini adalah guru dan siswa. Instrumen penelitian ini meliputi panduan observasi, catatan lapangan, panduan angket, panduan atau pedoman wawancara, dan tes tertulis. Pengumpulan dilakukan oleh peneliti saat pratindakan, tindakan, dan pascatindakan. Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi langsung, wawancara dengan guru, tes tulis, dan angket untuk siswa. Urutan pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi observasi langsung, wawancara dengan guru, tes tulis, dan angket untuk siswa.

Data penelitian ini adalah data hasil tindakan pembelajaran berupa data proses dan hasil pembelajaran menulis teks berita dengan media kliping berita bervariasi siswa kelas VIII D. Data proses pembelajaran diperoleh dari wawancara dengan guru dan catatan lapangan dari hasil pengamatan selama pelaksanaan pembelajaran. Data hasil berupa skor yang diperoleh siswa dari hasil menulis teks berita dengan media kliping berita bervariasi. Skor hasil menulis teks berita meliputi (1) skor kemampuan menentukan judul berita, (2) skor kemampuan menulis teras berita, dan (3) skor kemampuan menulis tubuh berita. Data kualitatif penelitian ini diperoleh dari catatan-catatan pengamatan, meliputi (1) kegiatan siswa saat pembelajaran, (2) tulisan siswa, dan (3) respon siswa melalui angket. Data kuantitatif penelitian ini diperoleh dari: (1) catatan-catatan mengenai kegiatan siswa (aktif/tidak aktif saat pembelajaran), (2) hasil tulisan siswa berdasarkan kriteria penilaian, dan (3) respon melalui angket kemudian dijabarkan dalam bentuk angka atau tabel penghitungan skor.

Teknik analisis data dilakukan melalui dua cara, yakni teknik analisis data kuantitatif dan teknik analisis data kuantitatif. Pertama, teknik analisis data kualitatif. Terdapat tiga tahap teknik analisis data kualitatif, yakni (1) mengumpulkan data, (2) menyeleksi dan mengklasifikasikan data, serta (3) menganalisis data dan merumuskan simpulan analisis. Kedua, teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data kuantitatif menghasilkan data presentase tingkat keberhasilan belajar siswa. Terdapat tiga langkah yang dilakukan untuk menganalisis data kuantitatif, yaitu (1) langkah persiapan, (2) langkah penilaian, dan (3) langkah analisis dan simpulan. Langkah persiapan dilakukan dengan mambuat rubrik penilaian kemampuan menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi sebagai pedoman penskoran. Langkah penilaian dilakukan dengan menilai kemampuan menulis teks berita siswa dengan menggunakan media kliping berita bervariasi berdasarkan rubrik penilaian. Langkah analisis dan simpulan dilakukan dengan menyederhanakan hasil penilaian dan mengumpulkan tingkat keberhasilan menulis teks berita siswa.

HASIL

Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Kliping Berita Bervariasi

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II terbukti bahwa penggunaan media kliping berita bervariasi mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi pada aspek judul berita, teras berita, dan tubuh berita. Kualitas proses pembelajaran nampak pada keaktifan, keseriusan, dan kemandirian siswa selama pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi.

Pada saat pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi pada siklus I dan II, siswa terlihat aktif dan antusias dalam mengikuti setiap tahapan dalam menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi dibandingkan dengan kondisi saat pembelajaran pada studi pendahuluan. Pada tahap membandingkan contoh kliping, siswa terlihat aktif menanggapi pertanyaan dari guru dengan menunjukkan aspek 5W+1H serta bagian-bagian teks berita yang terdapat dalam kliping.

Pada proses pelengkapan bagian kliping dan memvariasikan letak 5W+1H, siswa terlihat aktif dan serius dalam melengkapi setiap bagian kliping (judul, teras, dan tubuh berita) serta aspek 5W+1H. Siswa juga terlihat aktif dalam memvariasikan letak 5W+1H dengan mengacak letak aspek 5W+1H. Kegiatan melengkapi bagian kliping dan memvariasikan letak 5W+1H dapat membantu siswa untuk mengembangkan teras berita dan tubuh berita.

Pada proses penulisan teks berita utuh dengan model seperti pada kliping, siswa terlihat serius dan aktif dalam mengembangkan teras berita dan tubuh berita. Terdapat siswa yang mampu menuliskan teras berita dan tubuh berita dalam beberapa paragraf.

Pada tahap penentuan topik berita dan narasumber yang setema kliping, siswa dengan mandiri dan kreatif mampu menentukan sendiri dan narasumber yang setema dengan topik berita pada kliping yang telah dipilih. Siswa memilih narasumber guru dan siswa yang berkecimpung atau ahli dalam dunia akademis dan pendidikan. Pada proses penyusunan daftar pertanyaan 5W+1H dan wawancara, siswa mampu menuliskan lebih dari sepuluh pertanyaan 5W+1H. Daftar pertanyaan yang disusun oleh siswa lebih dari sepuluh pertanyaan tersebut dapat membantu siswa untuk mengembangkan teras berita dan tubuh berita. Pada tahap wawancara, terdapat siswa yang aktif menambahkan sendiri pertanyaan yang terdapat dalam daftar pertanyaan 5W+1H sehingga menambah jawaban narasumber sebagai modal untuk menulis teks berita.

Pada proses pendataan hasil wawancara secara lengkap serta mengklasifikasikannya berdasarkan 5W+1H dan bagian berita (judul, teras, dan tubuh berita), siswa secara aktif dan mandiri mampu mengklasifikasikan data hasil wawancara dalam bentuk tabel atau melingkari setiap jawaban narasumber yang termasuk aspek 5W+1H. Pada proses mentransfer dan menyusun hasil wawancara menjadi draf kasar, siswa aktif dalam menyusun draf kasar dengan membuat tulisan sementara teks berita yang akan dihasilkan.

Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Kliping Berita Bervariasi

Pertama, peningkatan hasil tulisan siswa. Berdasarkan tulisan siswa pada siklus I aspek judul, terdapat siswa yang masih menulis judul kurang menarik, tidak jelas , dan kurang singkat. Terdapat siswa yang menyusun judul berisi beberapa frasa yang kurang lengkap sehingga kurang jelas maksud yang terdapat dalam judul tersebut. Beberapa siswa menulis judul yang tidak sesuai dengan isi berita. Pada aspek teras berita, siswa belum mampu menuliskan empat unsur esensial (apa, siapa, di mana, dan kapan) secara lengkap. Pada aspek tubuh berita, terdapat siswa yang kurang mampu mengungkapkan informasi tambahan secara lengkap dengan memaparkan unsur mengapa dan bagaimana.

Kedua, peningkatan skor siswa pada aspek judul berita. Berdasarkan skor aspek judul berita pada siklus I sesuai indikator singkat, jelas, kemenarikan judul, mengandung subjek dan predikat, bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan dan relevan dengan isi, dapat diketahui siswa yang termasuk kategori gagal memperoleh skor 0 dicapai 1 siswa atau sebesar 3,33%, kategori kurang memperoleh skor 1 dicapai oleh 0 siswa atau sebesar 0%, kategori cukup memperoleh skor 2 dicapai 10 siswa atau sebesar 33,3%, kategori baik memperoleh skor 3 dicapai 14 siswa atau sebesar 46,6%, dan kategori sangat baik memperoleh skor 4 dicapai 5 siswa atau sebesar 16,6%. Skor rata-rata kelas pada aspek tubuh berita sebesar 2,73.

Ketiga, peningkatan skor siswa pada aspek teras berita. Berdasarkan skor aspek teras berita pada siklus I sesuai indikator mengandung empat unsur esensial 5W+1H dan menjelaskan fakta terpenting keseluruhan berita dapat diketahui siswa yang termasuk kategori gagal memperoleh skor 0 dicapai 0 siswa atau sebesar 0%, kategori kurang memperoleh skor 1 dicapai oleh 0 siswa atau sebesar 0%, kategori cukup memperoleh skor 2 dicapai 9 siswa atau sebesar 30%, kategori baik memperoleh skor 3 dicapai 17 siswa atau sebesar 56,7%, dan kategori sangat baik memperoleh skor 4 dicapai 4 siswa atau sebesar 13,3%. Skor rata-rata kelas pada aspek tubuh berita sebesar 2,83.

Keempat, peningkatan skor siswa pada aspek tubuh berita. Berdasarkan skor aspek tubuh berita pada siklus I sesuai indikator ditulis dengan mengungkapkan informasi tambahan secara lengkap dengan memaparkan unsur mengapa dan bagaimana (why dan how), dapat diketahui siswa yang termasuk kategori gagal memperoleh skor 0 dicapai 0 siswa atau sebesar 0%, kategori kurang memperoleh skor 1 dicapai oleh 0 siswa atau sebesar 0%, kategori cukup memperoleh skor 2 dicapai 1 siswa atau sebesar 3,33%, kategori baik memperoleh skor 3 dicapai 10 siswa atau sebesar 33,3%, dan kategori sangat baik memperoleh skor 4 dicapai 19 siswa atau sebesar 63,3%. Skor rata-rata kelas pada aspek tubuh berita sebesar 3,6.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini meliputi tiga aspek, yaitu (a) peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis judul berita, (b) peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis teras berita, dan (c) peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis tubuh berita. Pembahasan ketiga aspek tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Judul Berita

Pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa menulis teks berita pada aspek judul, teras, dan tubuh berita, baik dalam proses pembelajaran maupun hasil teks berita siswa. Pada saat pembelajaran menggunakan media kliping berita bervariasi, siswa terlihat antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa mampu mengungkapkan pendapat mereka mengenai aspek 5W+1H pada saat tahapan membandingkan beberapa contoh teks kliping.

Proses melengkapi bagian-bagian kliping dilakukan secara berkelompok kemudian dibahas secara bersama-sama dengan menyebutkan urutan 5W+1H dan bagian berita yang terdiri dari judul berita, teras berita, dan tubuh berita. Siswa diminta untuk menulis kembali kliping tersebut dengan memvariasikan letak 5W+1H. siswa terlihat aktif saat proses melengkapi begian-bagian kliping, siswa aktif menanggapi satu persatu aspek 5W+1H yang terdapat dalam kliping. Untuk menambah kemahiran siswa dalam menulis bagian-bagian siswa, siswa diminta untuk memvariasikan letak 5W+1H dalam teras berita. Siswa mampu mengacak letak 5W+1H yang terdapat pada contoh kliping secara berkelompok.

Kegiatan melengkapi bagian-bagian kliping dan memvariasikan letak 5W+1H tersebut merupakan proses latihan menulis teks berita, agar siswa lebih mahir dalam mengenali bagian-bagian berita dan dapat menyusun bagian-bagian berita secara lengkap. Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan (1989:2) menyatakan bahwa kegiatan menulis merupakan suatu proses, yaitu proses penulisan, ini berarti kita melakukan proses itu dalam beberapa tahap penulisan, yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi. Proses di atas akan menjadi mudah untuk dilakukan jika sering melakukan latihan-latihan menulis.

Kegiatan latihan membandingkan beberapa contoh kliping, latihan melengkapi bagian-bagian teks berita, serta menulis kembali dengan memvariasikan pola penyajian yang ada pada kliping juga sesuai dengan tahapan menulis menurut Muslich dan Suyono (2010:80─81) yang menerangkan bahwa tahapan pramenulis meliputi kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis.

Melalui penggunaan media kliping berita bervariasi, siswa mampu menentukan aspek 5W+1H yang terdapat dalam teks, bagian-bagian berita (judul berita, teras berita, dan tubuh berita), serta pola penyajian berita. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (dalam Arsyad, 2002:25) yang mengatakan bahwa dengan media siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktifitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Pada saat proses pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi, siswa mampu menulis judul berita sesuai dengan indikator judul berita yang singkat, jelas, judul yang menarik, mengandung subjek dan predikat, bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan dan relevan dengan isi. siswa mampu menulis judul berita yang menarik yang ditandai dengan judul siswa yang menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap judul yang ditulis dan judul berita yang sesuai dengan fakta atau kenyataasn yang didapat dari keterangan narasumber. Siswa juga mampu menulis judul secara singkat, jelas, dan mengandung subjek dan predikat. Hal ini sesuai dengan pendapat Rahardi (2010:135), yang mengungkapkan bahwa rumusan judul berita yang baik dan benar lazimnya diambilkan dari teras berita dan rumusan judul itu harus dapat mencerminkan isi beritanya. Ketercapaian indikator judul berita tersebut juga sesuai dengan pendapat Barus (2011:67) yang menyatakan bahwa penulisan berita yang baik juga harus berisi fakta, tidak menggunakan kalimat tanya, menarik, dan menggunakan kalimat aktif.

Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Teras Berita

Pada saat pembelajaran menulis berita menggunakan media kliping berita bervariasi, siswa menunjukkan keberhasilan dalam menulis teras berita dengan indikator mampu menuliskan empat unsur esensial apa, siapa, kapan, dan di mana serta mampu menjelaskan fakta terpenting berita. Tahapan-tahapan dalam menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi terbukti mampu meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa saat menulis teras berita. Tahapan-tahapan seperti: membandingkan contoh kliping, memvariasikan letak 5W+1H dan pola penyajian teras berita berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teras berita sesuai indikator mampu menuliskan empat unsur esensial apa, siapa, kapan, dan di mana serta menjelaskan fakta terpenting berita. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moentadhim (2006:61) yang mengungkapkan bahwa teras berita yang menempati alinea pertama atau paragraf harus mencerminkan pokok terpenting berita. Sesuai pula dengan pendapat Oramahi (2003:120) yang mengatakan bahwa teras berita memuat empat unsur esensial yang dikandung oleh berita yaitu what, who, where, dan when.

Pada proses menentukan topik berita, siswa sudah mampu menentukan topik berita dan menentukan narasumber yang setema dengan kliping. Terdapat siswa yang memilih narasumber guru yang berkecimpung dalam bidang lingkungan, ada pula siswa yang memilih narasumber siswa lain yang mengikuti ekstrakurikuler paduan suara, PSHT, pramuka, dan sebagainya.

Dalam pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi, siswa tidak hanya melaksanakan pembelajaran satu arah saja, yaitu pembelajaran yang hanya berpatokan pada instruksi guru saja. Siswa menjadi lebih mandiri mengidentifikasi perbedaan contoh-contoh kliping dan menunjukkan kreatifitas yang baik saat pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi. Seperti yang diungkapkan oleh Subana dan Sunarti (2009:291), yang menyebutkan bahwa media belajar dapat digunakan sendiri oleh siswa dalam kegiatan mandiri. Media itu dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara sistematik untuk menyalurkan informasi secara terarah dan mencapai tujuan tertentu.

Melalui penggunaan media kliping berita bervariasi, siswa juga mampu mengembangkan teras berita menjadi beberapa kalimat yang berisi fakta terpenting berita mencakup 5W+1H. Teras berita yang ditulis siswa dijabarkan secara konkret tanpa rekayasa dan bukan hasil mengarang indah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Supriatna (2009:4) yang menyatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkret.

Peningkatan Kualitas Proses dan Hasil Pembelajaran Menulis Tubuh Berita

Pada saat pembelajaran menulis berita menggunakan media kliping berita bervariasi, siswa menunjukkan keberhasilan dalam menulis tubuh berita dengan indikator mampu memaparkan tambahan unsur mengapa dan bagaimana secara lengkap berdasarkan fakta. Pada tahapan membandingkan contoh kliping, siswa cukup antusias mengidentifikasi bagian-bagian berita dan memvariasikan peletakan bagian-bagian berita yang disertai dengan kutipan narasumber.

Saat proses menyusun daftar pertanyaan dan wawancara, siswa cukup aktif dalam menyusun daftar pertanyaan 5W+1H karena hampir semua siswa menuliskan sepuluh pertanyaan mengenai aspek 5W+1H atau lebih.

Pada saat pelaksanaan wawancara, siswa terlihat aktif menanyakan satu persatu pertanyaan yang terdapat dalam daftar pertanyaan. Ada pula siswa yang menambahkan pertanyaan lain sehingga data yang diperoleh dari hasil wawancara semakin lengkap. Sudiati dan Widyamartaya (2005:23) mengungkapkan bahwa di dalam proses wawancara, pewawancara harus memastikan masalah apa yang ingin diketahui tentang tokoh tadi (narasumber). Perlu disiapkan daftar pertanyaan yang baik (sistematis dan terarah).

Pada proses mendata hasil wawancara secara lengkap serta mengklasifikasikannya berdasarkan 5W+1H dan bagian berita (judul berita, teras berita, dan tubuh berita), siswa aktif mengklasifikasikan hasil wawancara berupa jawaban narasumber. Seluruh siswa mampu mengklasifikasikan jawaban-jawaban narasumber tersebut sesuai dengan aspek 5W+1H dengan membuat tabel pengklasifikasian jawaban berdasarkan aspek 5W+1H atau dengan melingkari setiap jawaban yang mengandung aspek 5W+1H. Proses mendata hasil wawancara ini sesuai dengan pendapat Sudiati dan Widyamartaya (2005:25) yang mengungkapkan bahwa tahap yang dilakukan usai melakukan wawancara adalah menulis (mengolah dan menyajikan) bahan-bahan mentah yang terkumpul (informasi dan opini) menjadi suguhan media.

Pada proses mentransfer dan menyusun hasil wawancara menjadi draf kasar, siswa dengan aktif dan kreatif mampu menyusun draf kasar, yaitu tulisan sementara sebelum menjadi sebuah teks berita utuh. Siswa dengan mandiri mampu mengoreksi tulisan mereka, dari segi pilihan kata yang digunakan dan kelengkapan bagian-bagian berita. Muslich dan Suyono (2010:80─81), yaitu tahapan kedua dalam kegiatan menulis adalah membuat draf. Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar pada tahap ini adalah membuat draf kasar dan lebih menekankan isi draf daripada tata tulis.

Dengan adanya proses membandingkan beberapa contoh kliping dan memvariasikan peletakan bagian-bagian berita tersebut, siswa menjadi terbantu untuk menyusun tubuh berita sesuai indikator mampu memaparkan tambahan unsur mengapa dan bagaimana secara lengkap berdasarkan fakta.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media kliping berita bervariasi dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII D SMPN 2 Gandusari pada aspek judul berita, teras berita, dan tubuh berita.

Pertama, penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis judul berita. Penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis judul berita sesuai dengan indikator judul berita yang singkat, jelas, judul yang menarik, mengandung subjek dan predikat, bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan dan relevan dengan isi pada tahap membandingkan contoh kliping, melengkapi bagian-bagian berita, dan memvariasikan letak 5W+1H. Peningkatan hasil skor berdasarkan tulisan siswa pada pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping berita bervariasi aspek judul berita pada studi pendahuluan sebesar 21,42%, meningkat pada siklus I sebesar 63,4%, dan pada siklus II meningkat 86,7%.

Kedua, penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teras berita. Penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teras berita sesuai dengan indikator mampu menuliskan empat unsur esensial apa, siapa, kapan, dan di mana serta mampu menjelaskan fakta terpenting berita pada tahap membandingkan contoh kliping, memvariasikan letak 5W+1H, dan menyusun daftar pertanyaan 5W+1H, serta mendata hasil wawancara dan mengklasifikasikannya berdasarkan aspek 5W+1H. Peningkatan hasil skor berdasarkan tulisan siswa pada pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi aspek teras berita pada studi pendahuluan sebesar 0%, meningkat pada siklus I sebesar 70%, dan pada siklus II meningkat 100%.

Ketiga, penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis tubuh berita. Penggunaan media kliping berita bervariasi terbukti meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis judul berita sesuai indikator mampu memaparkan tambahan unsur mengapa dan bagaimana secara lengkap berdasarkan fakta pada tahap memvariasikan letak 5W+1H dalam kliping, tahapan menyusun daftar pertanyaan 5W+1H, dan tahapan wawancara. Peningkatan hasil skor berdasarkan tulisan siswa pada pembelajaran menulis teks berita menggunakan media kliping bervariasi aspek tubuh berita pada studi pendahuluan sebesar 0%, meningkat pada siklus I sebesar 96,6%, dan pada siklus II meningkat 100%.

Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, saran ditujukan kepada guru Bahasa Indonesia dan peneliti selanjutnya.

Pertama, untuk guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran menulis teks berita. Media kliping berita bervariasi dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan kemampuan proses dan hasil menulis teks berita siswa pada aspek judul, teras, dan tubuh berita. Pada aspek judul, guru dapat memanfaatkan media kliping berita bervariasi, khususnya tahapan membandingkan beberapa contoh kliping dan memvariasikan letak 5W+1H untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menyusun judul berita yang singkat dan menarik. Pada aspek teras berita, guru dapat memanfaatkan media kliping berita bervariasi, khususnya tahapan memvariasikan letak 5W+1H untuk mengembangkan kreativitas siswa dalam menyusun teras berita yang mengandung empat unsur esensial apa, di mana, siapa, kapan secara lengkap dan fakta terpenting berita. Pada aspek tubuh berita, guru dapat memanfaatkan media kliping berita bervariasi, terutama tahapan menyusun daftar pertanyaan 5W+1H dan wawancara untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam menyusun tubuh berita yang mengandung unsur tambahan mengapa dan bagaimana secara lengkap.

Kedua, untuk peneliti selanjutnya. Hasil penelitian ini disarankan dapat dijadikan landasan untuk penelitian serupa dengan menggunakan media pembelajaran yang lebih beragam sehingga didapatkan berbagai alternatif media pembelajaran yang dapat memperkaya khasanah pendidikan.

-Diandra Haqi, 06 Juni 2020-

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

mantul

05 Jun
Balas

Terima kasih bunda

07 Jun

Mantap. Salam literasi

06 Jun
Balas

Salam literasi dan salam kenal bun

07 Jun

mantap..PTK yang diklaksankan dengan di siklus..lanjutkan bu utk dibukukan..salam

05 Jun
Balas

Semoga terwujud ya Pak, itu total keseluruhan ada 300 lembar beserta dokumentasinya Pak. Hihi

07 Jun

Kereeen....Sangat menginspirasi. Salam kenal....Saling follow yuk...

05 Jun
Balas

Ayuk bun, hehe..makasih

07 Jun

Mantap Bun...Salam kenal

05 Jun
Balas

Alhamdulillah bun, PTK hasil karya perdana dan media bikinan sendiri. Hehe

07 Jun

Mantap Bun...Salam kenal

05 Jun
Balas

Mantap Bun...Salam kenal

05 Jun
Balas

Mantap Bun...Salam kenal

05 Jun
Balas

Mantap Bun...Salam kenal

05 Jun
Balas

Zuper duper. Bisa diaplikasikan juga di tingkat menengah. Selamat berkarya, ibu. Salam.

14 Jun
Balas



search

New Post